Nyeri Punggung Bawah Akibat Kurang Gerak di Masa Pandemi

Nyeri Punggung Bawah Akibat Kurang Gerak di Masa Pandemi

Saat kita berusaha untuk mengatasi Pandemi ini, sebagian besar kantor dan sekolah merekomendasikan pekerja dan siswa untuk tinggal di rumah agar memperlambat penyebaran COVID-19. Namun umumnya, tempat tinggal kita tidak didesain secara ergonomis untuk menjaga postur yang baik saat bekerja atau belajar di rumah. Cedera terkait ergonomis seperti Nyeri Punggung Bawah (NPB) / Low Back Pain (LBP) menjadi keluhan yang sering kita jumpai pada masa ini.

Prevalensi nyeri punggung bawah di masyarakat berkisar antara 1,4% hingga 20%. Di Poli Rawat Jalan RSUD dr. Soetomo NPB merupakan satu dari sepuluh penyakit terbanyak dan prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Mayoritas penderita NPB/LBP akan mengalami kekambuhan, akibatnya keluhan NPB/LBP mengganggu aktivitas dan menurunkan produktivitas.

NPB/LBP didefinisikan sebagai sensasi nyeri, tegang atau kaku otot yang sifatnya lokal di area antara rusuk terakhir hingga lipatan pantat bawahdengan atau tanpa nyeri pada tungkai

NPB/LBP menjadi salah satu kasus yang banyak dikonsultasikan ke bagian Neurologi dan Bedah Saraf RSUD dr. Soetomo, namun 80% diantaranya merupakan gangguan muskoleskeletal.

 

Penyebab NPB/LBP :

  1. Strains dan sprains: suatu kondisi dimana otot dan serat ligament mengalami cedera  karena  
  2. Herniated disk: suatu kondisi dimana bantalan sendi tulang belakang menonjol sehingga menekan
  3. Disk degeneration: suatu kondisi dimana bantalan sendi tulang belakang mengalami penyusutan karena usia sehingga menyebabkan antar tulang saling bersinggungan.

 

Faktor resiko NPB/LBP meliputi:

  1. Usia
  2. Penambahan berat badan
  3. Tingkat kebugaran,
  4. Pekerjaan,
  5. Kesehatan mental,
  6. Genetik

Pengobatan

Adapun tujuan pengobatan untuk,

  1. menghilangkan rasa nyeri
  2. mempertahankan fungsi punggung bawah
  3. meningkatkan range of movement ( ROM)
  4. meningkatkan kekuatan punggung bawah
  5. Mencegah kekambuhan NPB.

Untuk dapat mencapai tujuan pengobatan, sedapat mungkin etiologi dari rasa nyeri harus diketahui, untuk itu diperlukan pemeriksaan penunjang, seperti foto rontgen, CT-scan atau MRI tulang belakang dan pemeriksaan EMG (electromyography) untuk menilai fungsi saraf.

Tidak semua nyeri pinggang memerlukan tindakan operatif, bahkan operasi merupakan pilihan terakhir. Pengobatan nyeri pinggang biasanya dengan memberikan obat antinyeri selama 7–14 hari hingga gejala berkurang dan hilang, setelah itu penanganan nyeri pinggang dapat melalui program latihan fisioterapi dan perbaikan perilaku saat beraktivitas.

Fisioterapi dilakukan setelah nyeri hilang dan bertujuan untuk menguatkan otot-otot punggung dan perut. Fisioterapi yang dilakukan secara rutin akan memberikan efek yang baik karena dapat mencegah nyeri datang kembali. Selain dengan fisioterapi, nyeri pinggang dapat dicegah dengan memahami faktor pencetus dan menjaga postur tubuh yang baik. Postur yang baik menyebabkan otot tubuh bekerja lebih efisien sehingga tidak menimbulkan stres pada struktur tulang belakang.

Tips untuk menjaga postur tubuh selama bekerja/ belajar dirumah

  1. Hindari duduk terlalu lama.
  2. Pilihlah kursi yang memiliki penyesuaian ketinggian untuk memfasilitasi postur yang baik. Kursi ini harus menopang punggung bawah. Jika Anda tidak memiliki kursi yang dapat diatur ketinggiannya, gunakan bantalan, dan jangan lupa untuk menjaga posisi lutut, siku, dan kaki pada posisi paling alami.
  3. Posisikan laptop Anda sejajar dengan mata. Jangan melihat ke bawah pada layar dan jangan mengatur sudut layar Anda yang memaksa Anda untuk memutar leher Anda.
  4. Menggerakkan tubuh setiap 30-45 menit adalah pilihan selanjutnya. Anda dapat bergerak, meregangkan, dan mengubah posisi. Gerakan-gerakan ini akan mengurangi peregangan otot.
  5. Batasi waktu untuk melakukan pekerjaan di tempat tidur karena jika anda berbaring, Anda tidak dapat mencapai posisi optimal untuk melihat layar.
  6. hindari mengangkat barang dengan posisi membungkuk.
  7. Lakukan olah raga secara teratur untuk memelihara kekuatan otot.
  8. Penurunan berat badan sebaiknya dilakukan, karena berat badan yang berlebih akan memaksa tubuh untuk membentuk postur yang tidak sehat.”

 

Salam sehat,

dr. Fenny Tandjung

 

Reference:

  1. Fatoye, Francis. 2019. Real-world incidence and prevalence of low back pain using routinely collected data. Rheumatology International (2019) 39:619–626 https://doi.org/10.1007/s00296-019-04273-0
  2. Rubin, Devon.2007. Epidemiology and Risk Factors for Spine Pain.Elsevier.
  3. Parletta, Natalie .Home office ergonomics: how to work from home without breaking your back.2020. The Guardian. Accessed on 23rd September 2020 at 09:54.

 

Leave a comment

Informasi Pendaftaran Siswa Baru